Jumat, 23 November 2012


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mekanika tubuh meliputi pengetahuan tentang bagaimana dan mengapa kelompok otot tertentu digunakan untuk menghasilkan dan mempertahankan gerakan secara aman. Dalam menggunakan mekanika tubuh yang tepat perawat perlu mengerti pengetahuan tentang pergerakan, termasuk bagaimana mengoordinasikan gerakan tubuh yang meliputi fungsi integrasi dari system skeletal, otot skelet, dan system saraf. Selain itu, ada kelompok otot tertentu yang terutama digunakan unutk pergerakan dan kelompok otot lain membentuk postur/bentuk tubuh.
Mobilisasi mempunyai banyak tujuan, seperti ekspresikan emosi dengan gerakan nonverbal, pertahanan diri, pemenuhan kebutuhan dasar, aktivitas hidup sehari-hari dan kegiatan rekreasi. Dalam mempertahankan mobilisasi fisik secara optimal maka system saraf, otot, dan skeletal harus tetap utuh dan berfungsi baik.
Pada makalah ini, membahas tentang pengertian body mekanik, prinsip-prinsip body mekanik, faktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik, serta pengaturan posisi.

B. RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan body mekanik?
2.      Bagaimana prinsip-prinsip body mekanik?
3.      Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik?
4.      Apa saja pengaturan posisi dalam cakupan mekanisme tubuh (Body Mekanik) ?

C. TUJUAN PENULISAN
1.      Mendeskripsikan tentang pengertian body mekanik
2.      Mendeskripsikan tentang prinsip-prinsip body mekanik
3.      Mendeskripsikan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik
4.      Menjelaskan apa saja pengaturan posisi dalam mekanika tubuh.


BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Body Mekanik dan Posisi
Mekanik tubuh adalah usaha koordinasi diri muskoloskeletal dan sistem syaraf untuk mempertahankan keseimbangan yang tepat mekanisme tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas manusia.
Body Mekanik meliputi 3 elemen dasar yaitu :
a.       Body Aligement (Postur Tubuh)
Susunan geometrik bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian tubuh yang lain.
b.   Balance / Keseimbangan
Keseimbangan tergantung pada interaksi antara pusat gravity, line gravity dan base of support.
c.   Koordinated Body Movement (Gerakan tubuh yang terkoordinir)
Dimana body mekanik berinteraksi dalam fungsi muskuloskeletal dan sistem syaraf. 
Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat mengurangi pengeluaran energi secara berlebihan. Dampak yang dapat ditimbulkan dari penggunaan mekanika tubuh yang salah adalah sbb :
a.   Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan gangguan dalam sistem muskulusletal.
b.   Resiko terjadinya kecelakaan pada sistem muskulusletal. Seseorang  salah dalam berjongkok atau berdiri, maka akan memudahkan terjadinya gangguan dalam struktur muskulusletal,  misalnya kelainan pada tulang vertebrata.

2.  Prinsip-prinsip Body Mekanik
Mekanika tubuh penting bagi perawat dan klien. Hal ini mempengaruhi tingkat kesehatan mereka. Mekanika tubuh yang benar diperlukan untuk mendukung kesehatan dan mencegah kecacatan.
Perawat menggunakan berbagai kelumpok otot untuk setiap aktivitas keperawatan, seperti berjalan selama ronde keperawatan, memberikan obat, mengangkat dan memindahkan klien, dan menggerakan objek. Gaya fisik dari berat dan friksi dapat mempengaruhi pergerakan tubuh. Jika digunakan dengan benar, kekuatan ini dapat meningkatkan efisiensi perawat. Penggunaan yang tidak benar dapat mengganggu kemampuan perawat unuk mengangkat, memindahkan, dan mengubah posisi klien. Perawat juga mengganbungkan pengetahuan tentang pengaruh fisiologis dan patologis pada mobilisasi dan kesejajaran tubuh. Prinsip yang digunakan dalam mekanik tubuh adalah sebagai berikut :
a.   Gravitasi
Merupakan prinsip pertama yang harus diperhatikan dalam melakukann mekanika tubuh dengan benar, yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh. Terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam gravitasi:
·         Pusat gravitasi ( center of gravitasi ), titik yang berada dipertengahan tubuh
·         Garis gravitasi ( Line Of gravitasi ), merupakan garis imaginer vertikal melalui pusat gravitasi.
·         Dasar tumpuan ( base of suport ), merupakan dasar tempat seseorang dalam keadaan istirahat untuk menopang atau menahan tubuh
b.   Keseimbangan
Keseimbangan dalam penggunaan mekanika tubuh dicapai dengan cara mempertahankan posisi garis gravitasi diantara pusat gravitasi dan dasar tumpuan.
c.   Berat
Dalam menggunakan mekanika tubuh yang sangat dipehatikan adalah berat atau bobot benda yang akan diangkat karena berat benda akan mempengaruhi mekanika tubuh.

3. Pergerakan Dasar Dalam Mekanika Tubuh
Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas manusia. Sebelum melakukan mekanika tubuh, terdapat beberapa pergerakan dasar yang harus diperhatikan, di antaranya :
a.      Gerakan (ambulating)
Gerakan yang benar dapat membantu keseimbangan tubuh. Sebagai contoh, keseimbangan pada saat orang berdiri dan saat orang berjalan kaki berbeda.  Orang berdiri akan lebih mudah stabil dibanding dengan orang yang berjalan, karena pada posisi berjalan terjadi perpindahan dasar tumpuan dari sisi satu ke sisi yang lain dan pusat gravitasi selalu berubah pada posisi kaki. Pada saat berjalan terdapat dua fase yaitu fase menahan berat dan fase mengayun, yang akan menghasilkan gerakan halus dan berirama.
b.      Menahan (squating)
Dalam menahan sangat diperlukan dasar tumpuan yang tepat untuk mencegah kelainan tubuh dan memudahkan gerak yang akan dilakukan. Dalam melakukan pergantian, posisi menahan selalu berubah. Sebagai contoh, posisi orang yang duduk akan berbeda dengan orang yang jongkok dan tentunya juga berbeda dengan posisi membungkuk. Gravitasi adalah hal yang perlu diperhatikan untuk memberikan posisi yang tepat dalam menahan. Dalam menahan sangat diperlukan dasar tumpuan yang tepat untuk mencegah kelainan tubuh dan memudahkan gerakan yang akan dilakukan.
c.       Menarik (pulling)
Menarik dengan benar akan memudahkan untuk memindahkan benda. Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menarik benda diantaranya ketinggian, letak benda, posisi kaki, dan tubuh sewaktu menarik, sodorkan telapak dan tangan dan lengan atas di bawah pusat gravitasi pasien, lengan atas dan siku diletakan pada permukaan tempat tidur, pinggul, lutut, dan pergelangan kaki ditekuk lalu lakukan penarikan.
d.      Mengangkat (lifting)
Merupakan pergerakan gaya tarik. Gunakan otot-otot besar dari tumit, paha bagian atas dan kaki bagian bawah, perut dan pinggul untuk mengurangi rasa sakit pada tubuh bagian belakang
e.       Memutar (pivoting)
Memutar merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh dan bertumpu pada tulang belakang. Gerakan memutar yang baik memperhatikan ketiga unsur gravitasi dalam pergerakan agar tidak memberi pengaruh buruk pada postur tubuh.

4. Faktor Yang Mempengaruhi Body Mekanik
1)      Status kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat mempengaruhi sistem muskuloskeletal dan sistem saraf berupa penurunan koordinasi. Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh penyakit, berkurangnya kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari – hari dan lain – lainnya.
2).  Nutrisi
Salah satu fungsi nutrisi bagi tubuh adalah membantu proses pertumbuhan tulang dan perbaikan sel. Kekurangan nutrisi bagi tubuh dapat menyebabkan kelemahan otot dan memudahkan terjadinya penyakit. sebagai contoh tubuh yang kekurangan kalsium akan lebih mudah mengalami fraktur.
3).   Emosi
Kondisi psikologis seseorang dapat menurunkan kemampuan mekanika tubuh dan ambulansi yang baik, seseorang yang mengalami perasaan tidak aman, tidak bersemangat, dan harga diri rendah. Akan mudah mengalami perubahan dalam mekanika tubuh dan ambulasi.
4).   Situasi dan Kebiasaan
Situasi dan kebiasaan yang dilakukan seseoarang misalnya, sering mengankat benda-benda berat, akan menyebabkan perubahan mekanika tubuh dan ambulasi.
5).   Gaya Hidup
Gaya hidup, perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stress dan kemungkinan besar akan menimbulkan kecerobohan dalam beraktivitas, sehingga dapat menganggu koordinasi antara sistem muskulusletal dan neurologi, yang akhirnya akan mengakibatkan perubahan mekanika tubuh.
6).   Pengetahuan
Pengetahuan yang baik terhadap penggunaan mekanika tubuh akan mendorong seseorang untuk mempergunakannya dengan benar, sehingga mengurangi tenaga yang dikeluarkan. Sebaliknya, pengetahuan yang kurang memadai dalam penggunaan mekanika tubuh akan menjadikan seseorang beresiko mengalami gangguan koordinasi sistem neurologi dan muskulusletal.

5.      Pengaturan posisi
1.      Posisi fowler
Adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau di naikkan. Fungsinya untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.
Cara pelaksanaan :
1)   Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
2)      Dudukkan pasien
3)      Berikan sandaran pada tempat tidur pasien atau atur tempat tidur, untuk posisi fowler (90°) dan semifowler ( 30-45° )
4)      Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk
2.      Posisi sims
Adalah Posisi miring kekanan atau kekiri. Posisi ini dilakukan untuk memeberi kenyamanan dan untuk memberikan obat melalui anus.
Cara pelaksanaan :
1)      Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan di lakukan
2)      Pasien dalam keadaan berbaring. Kemudian apabila dimiringkan kekiri dengan posisi badan setengah telungkup, maka lutu kaki kiri diluruskan serta paha kanan ditekuk diarahkan ke dada. Tangan kiri dibelakang punggung dan tangan kanan didepan kepala.
3)      Bila pasien miring posisi badan setengah telungkup dan kaki kanan lurus, sedangakan lutut dan paha kiri ditekuk dan diarahkan ke dada. Tangan kanan dibelakang punggung dan tangan kiri didepan kepala.
3.      Posisi trendelenburg
Posisi pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepla lebih rendah daripada bagian kaki.
 Tujuan :
Posisi ini digunakan untuk melancarkan peredaran darah ke otak. Adalah posisi pasien berbaring ditempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah dari pada bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.
Cara pelaksanaan :
1)      Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
2)      Pasien dalam keadaan berbaring terlentang. Letakkan badan diantara kepala dan ujung tempat tidur pasien. Serta berikan bantal dibawah lipatan lutut.
3)      Pada bagian kaki tempat tidur, Berikan balok penopang atau atur tempat tidur secara khusus dan meninggikan bagian kaki pasien
4.      Posisi dorsal recumbent
Adalah Posisi berbaring terlentang dengan kedua lutu seleksi ( ditarik atau direnggangkan) diatas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa genitalia serta proses persalinan.


Cara pelaksanaan :
1)      Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
2)      Pasien dalam keadaan berbaring telentang, pakaian bawah dibuka.
3)      Tekuk lutut, renggangkan paha, telapak kaki menghadap ketempat tidur dan
4)      renggangkan kedua kaki
5)      Pasang selimut
5.      Posisi litotomi
Adalah posisi berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya keatas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa generalia pada proses persalinan dan memasang alat kontrasepsi.
Cara pelaksanaan :
1)      Jelaskan Pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
2)      Pasien dalam keadaan berbaring terlentang, kemudian angkat kedua paha dan tarik kearah perut.
3)      Tungkai bawah membentuk sudut 90° terhadap paha.
4)      Letakkan bagian lutut atau kaki pada tempat tidur khusus untuk posisi litotomi
5)      Pasang selimut
6.    Posisi genu pectural
Kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk memerikasa daerah rectum dan sigmoid.
 Cara pelaksanaan :
1)      Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
2)      Anjurkan pasien untuk berada dalam posisi menungging dengan kedua lutut kaki ditekuk dan dada menempel pada kasur  tempat tidur
3)      Pasang selimut pada pasien
7.    Posisi terlentang (supinasi)
Posisi terlentang adalah posisi dimana klien berbaring terlentang dengan kepala dan bahu sedikit elevasi menggunakan bantal.
Tujuan :
a.       Untuk klien post operasi dengan menggunakan anastesi spinal.
b.      Untuk mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi pronasi yang tidak tepat.


Peralatan :
a.       Tempat tidur
b.      Bantal angin
c.       Gulungan handuk
d.      Footboard
e.       Sarung tangan (bila diperlukan)
Prosedur kerja
1.         Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan. Menurunkan  transmisi mikroorganisme.
2.         Baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat tidur. Menyiapkan  klien untuk posisi yang tepat.
3.         Letakkan bantal dibawah kepala, leher dan bahu klien. Mempertahankan body alignment yang benar dan mencegah kontraktur fleksi pada vertebra cervical.
4.         Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva lumbal, jika ada celah disana. Bantal akan menyangga kurva lumbal dan mencegah terjadinya fleksi lumbal.
5.         Letakkan bantal dibawah kaki mulai dari lutut sampai tumit. Memberikan landasan  yang lebar, lembut dan fleksibel, mencegah ketidaknyamanan dari adanya hiperektensi lutut dan tekanan pada tumit.
6.         Topang telapak kaki klien dengan menggunakan footboard. Mempertahankan telapak kaki dorsofleksi, mengurangi resiko foot-droop.
7.         Jika klien tidak sadar atau mengalami paralise pada ekstremitas atas, maka elevasikan tangan dan lengan bawah (bukan lengan atas) dengan menggunakan bantal. Posisi ini mencegah terjadinya edema dan memberikan kenyamanan. Bantal tidak diberikan pada lengan atas karena dapat menyebabkan fleksi bahu.
8.         Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
9.         Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
8.    Posisi Orthopneu
Posisi orthopneu merupakan adaptasi dari posisi fowler tinggi dimana klien duduk di bed atau pada tepi bed dengan meja yang menyilang diatas bed.
Tujuan :
a.       Untuk membantu mengatasi masalah pernafasan dengan memberikan ekspansi dada yang maksimal
b.      Membantu klien yang mengalami masalah ekhalasi
Peralatan :
1.      Tempat tidur
2.      Bantal angin
3.      Gulungan handuk
4.      Footboard
5.      Sarung tangan (bila diperlukan)
Prosedur kerja :
1.      Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan. Menurunkan transmisi mikroorganisme.
2.      Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan. Mencegah klien merosot kebawah saat kepala dinaikkan.
3.      Naikkan kepala bed 90
4.      Letakkan bantal kecil diatas meja yang menyilang diatas bed.
5.      Letakkan bantal dibawah kaki mulai dari lutut sampai tumit. Memberikan landasan yang lebar, lembut dan fleksibel, mencegah ketidaknyamanan akibat dari adanya hiperekstensi lulut dan tekanan pada tumit.
6.      Pastikan tidak ada tekanan pada area popliteal dan lulut dalam keadaan fleksi. Mencegah terjadinya kerusakan pada persyarafan dan dinding vena. Fleksi lutut membantu klien supaya tidak melorot kebawah.
7.      Letakkan gulungan handuk dibawah masing-masing paha. Mencegah eksternal rotasi pada pinggul.
8.      Topang telapak kaki klien dengan menggunakan footboard. Mencegah plantar fleksi.
9.      Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
10.  Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
9.    Posisi Pronasi (telungkup)
Posisi pronasi adalah posisi dimana klien berbaring diatas abdomen dengan kepala menoleh kesamping.
Tujuan :
1.      Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut.
2.      Mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan lutut.
3.      Memberikan drainase pada mulut sehingga berguna bagi klien post operasi mulut atau tenggorokan.

Peralatan :
1.      Tempat tidur
2.      Bantal angin
3.      Gulungan handuk
4.      Sarung tangan (bila diperlukan)
Prosedur kerja :
1.      Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan. Menurunkan transmisi mikroorganisme.
2.      Baringkan klien terlentang mendatar di tempat tidur. Menyiapkan klien untuk  posisi yang tepat.
3.      Gulingkan klien dengan lengan diposisikan dekat dengan tubuhnya dengan siku lurus dan tangan diatas pahanya. Posisikan tengkurap ditengah tempat  tidur yang datar. Memberikan posisi pada klien sehingga kelurusan tubuh dapat dipertahankan.
4.      Putar kepala klien ke salah satu sisi dan sokong dengan bantal. Bila banyak drainase dari mulut, mungkin pemberian bantal dikontra indikasikan. Menurunkan fleksi atau hiperektensi vertebra cervical.
5.      Letakkan bantal kecil dibawah abdomen pada area antara diafragma (atau payudara pada wanita) dan illiac crest. Hal ini mengurangi tekanan pada payudara pada beberapa klien wanita, menurunkan hiperekstensi vertebra lumbal, dan memperbaiki pernafasan dengan menurunkan tekanan diafragma karena kasur.
6.      Letakkan bantal dibawah kaki, mulai lutut sampai dengan tumit. Mengurangi plantar fleksi, memberikan fleksi lutut sehingga memberikan kenyamanan dan mencegah tekanan yang berlebihan pada patella.
7.      Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisa pada ekstremitas atas, maka elevasikan tangan dan lengan bawah (bukan lengan atas) dengan menggunakan bantal. Posisi ini akan mencegah terjadinya edema dan memberikan kenyamanan serta mencegah tekanan yang berlebihan pada patella.
8.      Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisa pada ekstremitas atas, maka elevasikan tangan dan lengan bawah (bukan lengan atas) dengan menggunakan bantal. Posisi ini akan mencegah terjadinya edema dan memberikan kenyamanan. Bantal tidak diletakkan dibawah lengan atas karena dapat menyebabkan terjadinya fleksi bahu.

9.      Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
10.  Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
10.  POSISI LATERAL (SIDE LYING)
Posisi lateral adalah posisi dimana klien berbaring diatas salah satu sisi bagian tubuh dengan kepala menoleh kesamping.
Tujuan :
1.      Mengurangi lordosis dan meningkatkan aligment punggung yang baik
2.      Baik untuk posisi tidur dan istirahat
3.      Membantu menghilangkan tekanan pada sakrum dan tumit.
Peralatan :
1.      Tempat tidur
2.      Bantal angin
3.      Gulungan handuk
4.      Sarung tangan (bila diperlukan)
Prosedur kerja :
1.      Cuci tangan dengan menggunakan sarung tangan bila diperlukan.Menurunkan transmisi mikroorganisme.
2.      Baringkan klien terlentang ditengah tempat tidur. Memberikan kemudahan akses bagi klien dan menghilangkan pengubahan posisi klien tanpa melawan gaya gravitasi.
3.      Gulingkan klien hingga pada posisi miring. Menyiapkan klien untuk posisi yang tepat
4.      Letakkan bantal dibawah kepala dan leher klien. Mempertahankan body aligment, mencegah fleksi lateral dan ketidaknyamanan pada otot-otot leher.
5.      Fleksikan bahu bawah dan posisikan ke depan sehingga tubuh tidak menopang pada bahu tersebut. Mencegah berat badan klien tertahan langsung pada sendi bahu.
6.      Letakkan bantal dibawah lengan atas. Mencegah internal rotasi dan adduksi dari bahu serta penekanan pada dada.
7.      Letakkan bantal dibawah paha dan kaki atas sehingga ekstremitas berfungsi secara paralel dengan permukaan bed. Mencegah internal rotasi dari paha dan adduksi kaki. Mencegah penekanan secara langsung dari kaki atas   terhadap kaki bawah.
8.      Letakkan bantal, guling dibelakang punggung klien untuk menstabilkan posisi. Memperlancar kesejajaran vertebra. Juga menjaga klien dari terguling  ke belakang dan mencegah rotasi tulang belakang.
9.       Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
10.   Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan





























BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Mekanika tubuh adalah koordinasi dari muskuloskeletal dan sistem saraf untuk mempertahankan keseimbangan yang tepat. Mekanisme tubuh dan ambulasi merupakan cara menggunakan tubuh secara efisien yaitu tidak banyak mengeluarkan tenaga, terkoordinasi serta aman dalam menggerakkan dan mempertahankan keseimbangan selama aktivitas.
Prinsip yang digunakan dalam mekanik tubuh adalah sebagai berikut :
1.      Gravitasi
2.      Keseimbangan
3.      Berat
Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas manusia.  Sebelum melakukan mekanika tubuh, terdapat beberapa pergerakan dasar yang harus diperhatikan, di antaranya Gerakan ( ambulating ), Menahan ( squating ), Menarik ( pulling ), Mengangkat (lifting ), dan Memutar ( pivoting ).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Body Mekanik dan Ambulasi diantaranya adalah Status kesehatan, Nutrisi, Emosi, Situasi dan Kebiasaan, Gaya Hidup, dan Pengetahuan.

B. SARAN
Demikian makalah yang telah kami susun, semoga dengan makalah ini dapat menambah pengetahuan serta lebih bisa memahami tentang pokok bahasan makalah ini bagi para pembacanya dan khususnya bagi mahasiswa yang telah menyusun makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.






DAFTAR PUSTAKA

Alimul,Aziz.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Salemba Medika
http://anaa-ziiyah.blogspot.com/2012/04/body-mekanik-dan-posisi.html
http://indahfebriyantisiwi.blogspot.com/p/body-mekanik-dan-posisi.html
http://anisaoktiawati.blogspot.com/2011/11/body-mekanik.html#!/2011/11/body-    mekanik.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar